Kisah Singkat Muhammad Al Fatih Menaklukan Romawi (Konstantinopel)
Penaklukan Konstantinopel (Sekarang Instanbul) menjadi suatu kisah yang tak terlupakan akan kehebatannya. Kejatuhan Konstantinopel adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI.
Penaklukan Konstantinopel oleh Turki Utsmani terjadi sekitar abad ke-14. Konstantinopel merupakan sebuah negara tempat kekaisaran Romawi yang sudah berlangsung selama hampir 1.500 tahun, penaklukan yang berhasil dilakukan pada akhirnya memberikan pukulan yang sangat keras kepada kaum kristen pada zamannya.
Pada usia 19 tahun, Muhammad Al fatih atau Sultan Mehmed II menggantikan posisi ayahnya Sultan Murad II pada awal 1451. Diangkatnya penguasa baru tidak membuat gentar kaum kristen di Balkan dan Aegea. Muhammad Al Fatih diberikan tugas yang paling besar kala itu, menaklukan Konstantinopel.
Selama hidupnya ketika menjadi Sultan Utsmaniyah, setiap harinya ia memikirkan strategi-strategi untuk menghancurkan Konstantinopel. Sudah banyak upaya yang ia lakukan namun tak kunjung berhasil dikarenakan salah satu tembok besar yang menghalanginya, namun suatu hari ia menemukan sisi pertahanan yang terlemah. Ia mengambil sampel batu dindingnya dan mencari tau cara untuk menghancurkan dinding itu.
Upayanya yang terakhir terbukti berhasil menjatuhkan Konstantinopel, salah satu ide gilanya yang terdengar bodoh ialah ketika ia berusaha untuk menyerang sisi terlemah Konstantinopel tetapi salah satu akses utama ialah melalui Teluk Golden Horn dan akhirnya sekitar 70-an kapal ditarik ke daratan yang berbukit hanya dalam semalam. Pada masa ini taktik ini menjadi taktik peperangan yang terbaik di dunia.
Sultan Muhammad Al Fatih melancarkan serangan besar-besaran di benteng Bizantium dan mengakhiri kekuasaan Romawi. Bahkan peristiwa ini menjadi tombak krusial transisi Era Pertengahan ke Era Modern. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini, salah satunya ialah kita tidak boleh menyerah, sekali kita menyerah keadaan tidak akan pernah berubah. Bayangkan bila M. Al Fatih menyerah kala itu? Mungkin saja Romawi akan tetap berkuasa.
Sumber: id.wikipedia.org
Note:
Internet itu memang enak, tapi tidak semunya baik, maka dari itu bijaklah dalam menggunakan internet ;D
Tidak ada komentar