Tahun 2016 lalu dunia dihebohkan dengan banyak laporan kasus pengguna smartphone Samsung Galaxy Note 7 yang terbakar atau meledak, bahkan diantaranya merupakan kasus yang dapat berdampak serius. Laporan-laporan dari berbagai negara pun seolah mengecam salah satu perusahaan asal Korea Selatan ini.
Setelah menerima banyak laporan akhirnya Samsung melakukan penarikan Note 7 yang dirilis pada awal Agustus lalu. Langkah ini diambil Samsung setelah banyaknya laporan kasus baterai yang meledak atau terbakar di berbagai negara.
Keputusan Samsung mengambil langkah menghentikan produksi, penjualan, dan penggantian Samsung Galaxy Note 7 ini menimbulkan banyak reaksi. Sebagian besar bertanya "Sebenarnya apa masalahnya dengan Phablet canggih milik Samsung ini?"
Menurut Korean Agency for Technology and Standards, Samsung pada awalnya menyimpulkan bahwa masalahnya terletak pada baterai yang dipasok oleh Samsung SDI, sebuah perusahaan anak usaha milik Samsung. Kemudian pada 2 September 2016, Samsung menarik 2,5 juta unit Note 7 dengan Baterai SDI.
Samsung pun melanjutkan pengapalan Note 7 dengan baterai ATL, namun justru kembali hal yang sama terjadi. "Terlalu cepat untuk memutuskan masalah ada pada baterai. Saya pikir tidak ada yang salah dengan baterai atau mungkin itu bukan masalah utamanya," kata mantan Direktur Center for Advanced Batteries at the Korea Electronics Technology Institute, Park Chul-wan, yang meninjau dokumen dari regulator tersebut seperti yang dilansir dari The New York Times, kamis (13/10/2016).
Sumber : tekno.liputan6.com
Note:
Internet itu enak, tapi tidak semuanya baik. Maka dari itu bijaklah dalam menggunakan internet.
Tidak ada komentar