sumber gambar : liputan6.com
Di kota-kota besar seperti New York dan London munculnya transportasi online seperti Uber dan Lyft dianggap sebagai pemain kecil dalam bisnis pada awalnya, sehingga para pebisnis transportasi konvesional tak menghiraukan. Tak butuh waktu lama, bisnis ini meroket dengan cepat. Pelanggan menyukainya karena mudah dan murah tak seperti taksi konvesional.
Itulah sebabnya, popularitas taksi Uber atau Lyft meroket pesat. Sampai Desember 2014, Uber telah membuka cabang 266 kota dan 54 negara, termasuk di Indonesia. Pendapatan mereka 2 miliar Us dolar dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Beberapa taksi konvensional pun mengalami pendapatan yang menurun pesat bahkan sampai harus menutup perusahaanya. Lebih parahnya lagi ribuan orang kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempat mereka ditutup atau mengalami kebangkrutan. Seperti itulah bisnis, yang mampu bersaing lah yang bertahan.
Sumber : tempo.co
Note:
Internet itu memang enak, tapi tidak semuanya baik maka dari itu bijaklah dalam menggunakan internet ;D
Tidak ada komentar